Hidup dalam tatanan yang baik (SBU-Rabu 12/9-2012)


Bacaan :Keluaran 18:17-26

Mertua Musa melihat kinerja Anak mantunya “senewen” cara  mengadili bangsa Israel dari pagi hingga petang, sehingga berkatalah ia : ”Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?”… Capek deh mungkin kata ini diucapkan kalau Yitro hidup di jaman sekarang. Buat mertua Musa  si Yitro, cara musa menjalankan/mengadili itu tidak efisien. Dan Musa mau menerima saran mertuanya dan memilih orang-orang “Cakap” untuk menjadi kepala…pemimpin 1.000, 100, 50, dan 10 dan perkara-perkara yang susah dihadapkan mereka Kepada Musa.

Yitro menginginkan Musa dalam menerapkan keadilan dalam suatu lingkungan sosial (bangsa Israel) yang bukan apa adanya, tetapi Lingkungan sosial yang mepunya tatanan yang menjadikannya dapat terus berjalan dan bertahan. Tatanan ini diperlukan Atas dasar pemenuhan kebutuhan.

Pengertian tatanan adalah sebagai berikut : ta.ta.nan–aturan; tata tertib; sistem: Yitro mengusulkan pada musa sistim pengadilan agar ditata dengan baik.
Menurut Mr. Dophacortuna, tatanan itu dibaratkan sebuah rumah yang senantiasa bersih, tertata rapi agar kita yang ada di dalam dan mereka yang datang akan merasakan suasana yang nyaman, bahkan “kebersihan itu pangkal kesehatan”. Karena rumah yang bersih dan tertata rapi mencerminkan pemiliknya.

SETIAP bangsa atau masyarakat pasti memiliki tatanan nilai sosialnya masing-masing. Itu tidak bisa berlaku universal, karena –seperti kata pepatah lama “Lain lubuk, lain pula ikannya—maka tatanan nilai sosial kemasyarakat pun juga berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. “Lain ladang, lain belalang”—begitu bunyi pepatah lain dengan makna sama.

Kontemplatif

Dalam Amos 5:24“Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir,” teguran ini mengkritik kecenderungan penekanan terhadap ritual dari umat yang malah mengabaikan tatanan  keadilan dan kebenaran dalam praktik hidup sehari-hari. Mengapa keadilan dan kebenaran menjadi prinsip utama? Karena hanya ketika keadilan dan kebenaran menjadi dasar, maka kehidupan akan mengalami damai sejahtera /shallom.

Dalam penataan , selaku warga  Kristen sebagai pembawa visi dan misi Tuhan dalam pembentukan tatanan dunia dan sekitarnya yang teratur menjadi variabel yang sangat menentukan.  Setiap warga Kristen dibangun dari pribadi yang bertanggung-jawab kepada Tuhan sebagai alat pembentukan untuk menata lingkungan sekitar dan dunia  yang teratur, damai dan sejahtera.

Setiap warga gereja harus senantiasa sadar akan keistimewaannya sebagai makhluk yang mulia, yang pada akhirnya membawanya pada sikap yang sadar bahwa ia bertanggungjawab atas keteraturan, kedamaian dan kesejahteraan masyarakat dimana ia berada.

Kesadaran akan hal di atas kemudian dinyatakan terlebih dahulu secara internal melalui pola hidup pribadi dan keluarga yang layak untuk diteladani oleh orang lain. Teladan yang dimaksud di sini tentunya berpusat pada firman Allah yang senantiasa dijadikan sebagai orientasi hidup.

Sudah selayaknya kita menunjukkan sikap yang proaktif menanggapi semua realitas tersebut. Bukanlah sikap yang bertanggungjawab jika dalam realitas yang ada kita masih berpangku tangan, duduk diam menjadi penonton yang budiman. Sekarang-lah saatnya setiap warga gereja menampilkan dirinya sebagai sosok teladan yang senantiasa peduli dan bereaksi serta memberi kontribusi positif untuk menanggapi segala persoalan yang ada. Keluarga Kristen diharapkan mampu mempromosikan nilai-nilai positif ditengah-tengah masyarakat. Hal ini tentunya dimulai dari pribadi dan keluarga yang layak untuk diteladani.

Tuhan menetapkan keluarga sebagai wadah untuk menyatakan tatanan-Nya bagi dunia dan lingkungan sekitarnya. Tuhan  memiliki visi dan misi agar keluarga  memancarkan rencana dan kasih-Nya bagi dunia. Dalam tujuan ini Tuhan membentuk keluarga serta mengikatnya oleh persekutuan yang berbasis iman dan tentunya memiliki kasih dalam setiap relasi yang memerlukan penataan.

“Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya”

By: Donnyphan Corneles Tuhumena

Tinggalkan komentar